Atasi hipertensi dan stroke dengan bawang lanang

. . No comments:

Secara ilmiah bawang lanang dapat mengatasi hipertensi dan stroke

Umbi bawang lanang terbukti secara empiris ampuh mengatasi penyakit- penyakit pembuluh darah seperti hipertensi dan stroke. Kekuatan bawang lanang lebih dahsyat daripada “induknya” bawang putih. Di dua kemasan obat itu tertulis 2×1. Artinya, dokter menyarankan Safar Sinambela meminum obat penurun tekanan darah itu dua kali sehari. Namun, ia mengonsumsi kedua jenis obat itu hanya sekaii sehari, yakni pada setiap pagi. Untuk menggantikan dosis obat penurun tekanan darah, Safar mengonsumsi 2 umbi bawang lanang. Bawang lanang ampuh menurunkan tekanan darah karena mengandung saponin dan allicin. Senyawa itu bekerja sinergis menghambat sin tesis kolesterol jahat penyebab penyumbatan pembuluh darah Dokter Arijanto Jonosewojo SpPD, bawang lanang berefek mengencerkan darah Lancarkan Peredaran Darah.
Bawang lanang berefek mengencerkan darah sehingga darah lebih lancar mengalir. Ketika aliran darah tertahan karena ada penyempitan pembuluh darah, tekanan yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi. Saponin pada bawang lanang menghambat absorbsi kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol jahat low density lipoprotein dalam darah. Beberapa senyawa kimia lain dalam bawang putih seperti allicin dan organo- selenium diduga bekerja secara sinergis dengan senyawa organosulfur untuk menimbulkan efek biologis, termasuk penurunan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat, serta menaikkan kadar kolesterol baik high density lipoprotein (HDL).
Stroke
Sebuah pengalaman : 
Pernah suatu waktu tekanan darah Safar mencapai 190/100 mmHg; tekanan normal, 120/80 mmHg. Setelah dua hari konsumsi bawang lanang, tekanan darah menjadi 140/80 mmHg. Dua tahun terakhir setelah rutin konsumsi umbi bawang lanang, tekanan darah Safar relatif normal. Itulah sebabnya ia berencana meninggalkan obat resep dokter dan hanya konsumsi bawang lanang untuk mengontrol hipertensi. 
Cara itu ia tempuh untuk mencegah ginjalnya bermasalah. Harap mafhum pensiunan pegawai negeri itu sudah 12 tahun menderita hipertensi. Selama itu pula ia bersandar pada obat penurun tekanan darah. “Suami saya berusia 76 tahun. Kata dokter pada usia itu rentan terkena hipertensi. Karena itu ia mesti rutin mengonsumsi obat untuk mengendalikan tekanan darah,” ujar Kardina. 
Pasien hipertensi lain yang merasakan khasiat bawang lanang adalah Sutarjo. Dokter mendiagnosis Sutarjo mengalami stroke akibat tekanan darah sistolik pria 50 tahun itu selalu bertengger di atas angka 180 mmHg. Lebih dari dua tahun Sutarjo mengonsumsi obat sintetis kimia, tapi tak kunjung sembuh. Itulah sebabnya keluarga membawanya ke tempat praktek Lina Mardiana, herbalis di Yogyakarta. Sutarjo berjalan menyeret kaki kanan dan kirinya secara bergantian. Bicaranya pun pelo. Untuk mengatasinya Lina menyarankan Sutarjo mengonsumsi empat siung bawang lanang segar per hari. Untuk mengonsumsinya cukup
Endapan lemak dan darah menyumbat seluruh pembuluh darah Konsumsi lemak dan kolesterol tinggi picu perlemakan di pembuluh darah Dinding pembuluh rusak akibat tekanan darah tinggi
Ketua Ikatan Dokter Herbal Medik Indonesia DHMI), dr Hardhi Pranata SpS, MARS, mengatakan, ‘r-ianan darah setinggi itu perlu diwaspadai karena -emicu berbagai komplikasi. Misalnya, jika tekanan darah tinggi terjadi di pembuluh darah otak, maka dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah atau stroke. Di Indonesia penyakit itu menjadi pembunuh nomor satu.

Bawang lanang (bahasa Jawa, lanang berarti aki-laki) yang dikonsumsi Safar dan Sutarjo sebetulnya bawang putih Allium sativum yang pertumbuhannya abnormal sehingga berumbi rjnggal. Tanaman hanya mampu menghasilkan 1 siung umbi, bawang putih normal 10-13 siung  
dr Rosalina Silvia Dewi dari Fakultas -.Kedokteran, Universitas Udayana, membuktikan bahwa ekstrak bawang putih terhadap profil lipid 
Perlakuan I: Dosis 32,4 mg ekstrak etanol bawang putih/200 kg bobot tubuh 
Perlakuan II: Dosis 64,8 mg ekstrak etanol bawang putih/200 kg bobot tubuh tikus yang mengalami dislipidemia atau kelainan metabolisme lipoprotein. Menurut Rosalina dalam jangka panjang dislipidemia memicu penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis. Keduanya memicu gangguan sistem peredaran darah seperti hipertensi dan kardiovaskular.
Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak bawang putih pada berbagai dosis menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL serum darah. 
Semakin tinggi dosis, efektivitasnya kian meningkat. Bukti ilmiah Rosalina menduga bawang putih menurunkan kolesterol dengan menghambat sintesisnya. Penghambatan itu melalui dua cara: menghambat reaksi enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase dan reaksi enzim lain seperti squalene mono- oksigenase dan lanosterol-14-demethylase. Ketiga enzim itu merupakan enzim kunci dalam biosintesis kolesterol.
Herbalis di Batu, Jawa Timur, Wahyu Suprapto, mengatakan bahwa kadar senyawa aktif dalam 1 umbi bawang lanang setara 5—6 siung bawang putih biasa Dari seton hasil panen bawang putih hanya menghasilkan 5 g bawang lanang Makanan berlemak tinggi sebabkan penyumbatan pembuluh darah. 
Menurut Rosalina senyawa aktif yang berefek menurunkan kolesterol pada bawang putih adalah saponin. Riset lain melaporkan fraksi glikosida kasar pada ekstrak metanol bawang putih yang mengandung spirostanol saponin-yang diproduksi dari konversi furostanol saponin melalui b-glucosidase-menurunkan total plasma kolesterol dan kolesterol LDL tanpa mengubah kadar HDL pada binatang yang dislipidemia. 
Saponin menghambat absorbsi kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol plasma. Beberapa senyawa kimia lain dalam bawang putih seperti alisin dan organo-selenium diduga bekerja secara sinergis dengan senyawa organosulfur menurunkan kadar kolesterol.
Hasil penelitian itu secara tidak langsung menjawab duduk perkara bawang lanang mengatasi hipertensi. Menurut Wahyu Suprapto kandungan kimia bawang lanang yang bermanfaat untuk kesehatan relatif sama dengan bawang putih, yang berbeda kadarnya. “Perbandingan kandungan senyawa aktif satu siung bawang lanang setara 5-6 siung bawang putih biasa,” ujar pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu. 
Menurut dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Ir Dini Dinarti MSi, senyawa aktif dalam bawang lanang adalah dialilsulfida. Senyawa itu berfaedah menurunkan darah tinggi, kolesterol, diabetes, meluruhkan lemak dalam darah, dan mengencerkan gula darah. 
Meski masih satu spesies, kadar dialilsulfida bawang lanang lebih tinggi daripada bawang putih. Itu terbukti dari aroma bawang lanang yang lebih menyengat. “Dugaan saya itu karena hasil fotosintat dari tanaman bawang lanang terkumpul pada satu siung. Pada bawang putih biasa dibagi untuk banyak siung sehingga kadar dialilsulfida lebih sedikit,” kata doktor Agronomi dan Hortikultura itu. Wahyu Suprapto menyarankan sebaiknya pasien mengonsumsi bawang lanang untuk membantu penyembuhan.
Dalam beberapa penelitian menunjukkan, khasiat bawang lanang lebih kuat ketimbang bawang putih biasa. Itu terbukti dalam penelitian Anita Pratimi dari Jurusan Biologi Universitas Diponegoro. Anita membandingkan aktivitas antibakteri bawang lanang dan bawang putih terhadap bakteri Staphyllococcus aureus, vektor penyakit saluran napas atas dan kulit, dan Pseudomonas aeruginosa, penyebab utama infeksi pneumonia.
Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ekstrak 100% solo garlic alias bawang lanang efektif menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dengan diameter zona hambat 2,03 cm. Bawang lanang pada konsentrasi ekstrak 100% efektif menghambat pertumbuhan bakteri. Adapun bawang putih biasa dengan konsentrasi sama, hanya menghambat pertumbuhan bakteri dalam radius 1,33 cm. 

No comments:

Post a Comment

Pengiriman


Produk baru



Popular Posts